Benarkah Menghitung Kalori Malah Membuat Berat Badan Naik?

Sebuah artikel di daily meal mengatakan : “How Calorie Counting Is Sabotaging Your Weight Loss” dan teori “Kalori Masuk – Kalori Keluar hanyalah Mitos!”

NOTE : Tulisan ini bisa jadi Anda setuju, ataupun Anda tidak setuju. Silahkan pikirkan dengan tenang dan berpikiran terbuka.

Cukup menarik ya, terutama jika Anda sudah menjalankan diet ketogenic, dan merasakan perubahan dalam tubuh dan hidup Anda. Selama lebih dari 50 tahun, dalam diet kita disarankan untuk makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak. Alih-alih tumbuh lebih sehat dan langsing, kenyataannya kenapa penduduk bumi makin banyak yang obesitas?

Sahabat saya pun mengingatkan :

Tubuh Anda bukan kalkulator.

Bukan menghitung kalori seperti matematika, tubuh kita memiliki metabolisme yang sangat kompleks. Seperti halnya kita hari ini mengasup kelebihan kalori, apakah bisa dikompensasi dengan olahraga dan akan hilang dalam seketika. Saya rasa itu terlalu menyederhanakan persoalan. Apalagi jika kita tidak memahami “sumber dari kalori” yang kita makan.

Jika Anda belajar tentang teori nutrisi dan kalori, maka akan bertemu dengan BMR. Dimana penghitungan kalori berdasarkan berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas Anda. Sehingga muncul sebuah angka, dan bagi yang ingin diet secara teoritis akan membatasi asupan kalori yang dihitung.

Memang tidak sepenuhnya salah, akan tetapi kita harus mampu memahami tubuh kita lebih dalam. Karena banyak faktor yang kita abaikan misalnya adanya hormon lapar, hormon kenyang, dan apakah kita bisa mengukur kalori dari aktivitas kita secara detail?

Banyak orang merasa tidak nyaman, jadi frustasi, karena terobsesi dengan nilai kalori, tapi kok tidak dapat mencapai apa yang diinginkan. Atau jika berhasil dalam jangka pendek, akan susah mengontrol dalam jangka panjang, dan berakibat diet yoyo. Bahkan berat badan setelah menjalankan diet malah lebih tinggi dari sebelum diet šŸ˜€

Bahkan ahli nutrisi Jonathan Bailor, penulis buku “The Calorie Myth” mengatakan, “Menghitung kalori menyebabkan 95,4% kegagalan diet”.

Para peneliti di University of Washington menemukan bahwa otak Anda memiliki sistem kontrol yang rumit dalam menjaga tubuh Anda pada “setpoint”. Tidak peduli berapa banyak kalori yang Anda kurangkan.

Jika Anda minum LEBIH BANYAK air, Anda akan secara otomatis buang air LEBIH BANYAK…. secara otomatis. Sama halnya dengan kalori.

Nah, dalam diet Anda harus memahami lebih dalam tentang nutrisi. Tentang makro nutrisi : Karbohidrat, Protein, Lemak. Tentang mikronutrisi : vitamin dan mineral.

Jika Anda hanya memikirkan tentang kalori perlu diketahui 3 hal ini :
1. Otak kita bisa jadi memiliki gairah tentang makanan (rasa lapar, craving, dsb).
2. Tubuh juga mengalami perubahan hormonal yang mengirim lebih banyak sinyal lapar pada otak Anda daripada yang diterimanya sebelum diet.
3. Metabolisme Anda melambat untuk menghemat energi ketika asupan kita berkurang.

Sudah waktunya Anda untuk mempelajari lagi lebih dalam tentang pola diet keto ini. Sehingga lebih jelas bagi Anda faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi dalam program diet baik untuk tujuan pelangsingan, terapi, peningkatan energi, dan hal hal lainnya.

[su_note note_color=”#ffcc01″ text_color=”#ffffff”]

Ingin suksesĀ jadi langsing? Begini caranya





100% privacy. Kami benci spam.
Ketika Anda subscribe, kami akan update info secara rutin.


[/su_note]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *