Beberapa bulan yang lalu ada seorang dokter di TV yang mengatakan jangan melakukan diet keto jangka panjang. Kata-nya tidak boleh lebih dari 6 bulan….
Apa bener ya?
Sebelum melanjutkan cek artikel : “Apa Aku Harus Diet Keto Seumur Hidup?”
Seperti kita ketahui diet keto memang sangat populer tahun lalu dan ada yang mengatakan tahun 2018 adalah kebangkitan diet keto, dan pola tinggi lemak, rendah karbo ini akan terus menjadi satu diet populer tahun ini. Dan tidak hanya orang tua, generasi muda dan millenials pun sudah banyak yang mulai mencoba dan menikmati gaya hidup ketogenic ini.
CEK : Klik untuk mengetahui sebelum memulai diet keto.
Kini tiap hari pasti Anda bisa bertemu dengan teman, kerabat, atau keluarga yang mendapatkan manfaat dari diet ketogenic. Bisa jadi berat badan yang turun, keluhan penyakit berkurang, energi makin tinggi, dan banyak hal positif lainnya.
Beberapa orang lainnya ada yang masih terus mengkhawatirkan efek jangka panjang dari diet keto. Sampai ada tuduhan keto ini hanya bermanfaat jangka pendek (berat badan turun) tapi berbahaya jangka penjang. Hmmmm… Yuk kita bahas bersama.
Diet keto ini memang kembali populer sejak tahun 2014 – 2015. Ketika banyak sekali riset tentang lemak, kemudian terkuaknya berbagai teori kolesterol yang ternyata “tidak ilmiah”. Tidak ada hubungan langsung antara lemak jenuh dan sakit jantung. Lalu semakin meningkatnya fenomena diabetes dan kasus penyakit yang tanpa ujung.
Banyak orang sudah menghindari konsumsi tepung olahan dan gula, merasakan manfaatnya, dan dengan meningkatkan asupan lemak-nya ternyata peningkatan kesehatan semakin baik lagi. Sedikit demi sedikit misteri itu terkuak. Pondasi dari kesehatan kini makin nampak nyata.
Beberapa dokter yang mendukung pola keto juga mulai memihak dan melihat turunnya berat badan, keseimbangan hormon, peningkatan energi, gula darah yang normal dan perbaikan kesehatan nampak nyata.
Menurut para ahli, diet ketogenic sebelumnya pernah digunakan untuk kasus epilepsi atau penyakit neurologis lainnya dan mengurangi peradangan di otak.
Apakah diet hoax?
Ada beberapa “ahli” diet yang nampak agresif dan menjadi anti-keto, menganggap diet yang abal-abal, atau tidak ada acuan ilmiahnya, bahkan menganggap sensasi saja.
Beberapa program pelangsingan lain juga melihat keto sebagai diet extra ketat atau diet yang extrim. Dianggapnya sebagai diet instant yang tidak akan bisa dilakukan jangka panjang.
Jika kita belajar termasuk di buku Ketogenic Gaya Hidup Revolusioner, dengan mengurangi asupan karbohidrat (yang selama ini dianggap sebagai makanan pokok) secara dramatis akan membuat tubuh mulai membakar lemak dan menurunkan berat badan. Banyak orang yang tidak memahami proses adaptasi ketika tubuh mulai masuk ke metabolisme ketosis.
Banyak orang lebih menganjurkan untuk “diet seimbang”, olahraga, konsumsi buah, sayur, dan biji utuh untuk kesehatan. Ya, itu semua bagus, sayang-nya untuk mendapatkan tubuh sehat seperti didapat dari pola ketogenic akan jauh lebih sulit lho!
Diet ketogenic, dengan ditunjang olahraga, tidur yang tepat, dan relaks akan menghasilkan perpaduan yang luar biasa untuk kesehatan.
Ahli lain ada yang mengatakan karbohidrat itu tidak berbahaya kok, kenapa harus dihindari. Ya, itu benar, tetapi menjaga agar kita menjaga tidak over carb, akan lebih sulit, karena kadar insulin dengan mudah memicu hormon lapar, dan menghambat hormon rasa kenyang.
Dengan membatasi karbohidrat dengan batas 5%, kita bisa mendapatkan manfaat dari metabolisme ketosis, tubuh mampu menggunakan lemak sebagai bahan bakar yang bersih dan bekerja efisien dengan penggunaan insulin yang lebih sedikit.
Banyak ahli yang berpikiran terbuka bersikap lebih fair dengan melihat parameter sindrom metabolik para pelaku ketogenic.
Jika lingkar perut ideal, gula darah normal, tekanan darah normal, rasio kolesterol sehat, maka pola ketogenic mengarahkan kesehatan yang lebih baik untuk jangka pendek maupun panjang.
Mari kita bersama terus mempelajari dari berbagai literatur, mencoba dan mencatat hal-hal penting dan parameter kesehatan kita masing masing.
