Saat ini pola rendah karbo semakin di terima dalam dunia nutrisi. Walau masih banyak yang mempertanyakan misalnya apakah bisa dilakukan dalam jangka panjang, lalu bagaimana dengan insulinnya? apakah ketika menjalankan pola ini tubuh tidak menggunakan lagi hormon insulin, atau bagaimana dengan sensitifitasnya, dan sebagainya.
Sebelum kita melanjutnya perlu sama-sama dipahami dulu, pola ketogenic itu tidak 0% karbo. Artinya karbohidrat akan tetap diasup dalam jumlah rendah. Lalu tidak mungkin tubuh itu gula darah-nya = 0. Range normalnya berkisar 70-100 mg/dL. Selain tubuh menggunakan keton, ketika kondisi ketosis kebutuhan glukosa juga dapat diperoleh dari proses glukoneogenesis baik dari protein maupun lemak.
Lalu bagaimana dengan sensitifitas insulin. Tentu artikel ini tidak akan bisa menjelaskan secara ilmiah dan detail, karena tetap diperlukan penelitian mendalam oleh ahlinya untuk memastikannya. Artikel ini akan membahas dari beberapa sudut pandang dan referensi penelitian saja.
Seperti kita tahu insulin merupakan hormon yang memiliki peran dalam tubuh kita. Secara mendasar insulin digunakan tubuh untuk mengolah gula darah menjadi energi, maupun menyimpan kelebihan gula darah menjadi lemak tubuh untuk disimpan. Inilah kenapa insulin juga dikenal juga sebagai fat storage hormon, atau hormon yang digunakan untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak dalam tubuh kita. Sehingga tingkat insulin yang tinggi ini juga berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas jika terus menerus terjadi.
Bahkan dalam banyak penelitian terbaru muncul istilah resistensi insulin, atau menurunnya kemampuan insulin untuk dapat melakukan tugas utamanya. Dalam hal ini akan muncul berbagai masalah kesehatan yang dikenal dengan diabetes maupun berbagai komplikasi dari diabetesnya. Dalam hal ini, diet ketogenic akan sangat membantu mengontrol gula darah sekaligus insulin dan sensitivitas insulin kembali.
Lalu apakah perlu melakukan siklus karbo, atau dikenal juga sebagai carb cycle?
Tentu saya tidak bisa menjawabnya dengan pasti benar 100% ya. Tapi dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber referensi, kita bisa meningkatkan kembali sensitivitas insulin dengan meningkatkan asupan karbo sampai sekitar 100gram net per harinya. Jadi bukan asup full karbo tak terbatas lho!
Banyak orang tidak menyadari bahwa sebenarnya pola ketogenic akan memberikan keseimbangan baru dan optimalisasi terhadap sensitivitas insulin. Ketika tubuh mengurangi karbo, maka tubuh dapat me-reset ulang kebutuhan insulin yang berbeda dibandingkan ketika banyak mengasup karbo. Sebenarnya dalam situasi yang sama, jika seseorang telah menjalankan pola ketogenic 1-2 tahun, bisa juga melakukan adjust atau setting ulang untuk membantu tubuh merespon insulin kembali.
Tentu dalam hal ini bukan tentang glukosa dan keton sebagai sumber energi saja. Secara holistik kita akan banyak berexpermen tentang hormon tubuh juga. Dalam pola ketogenic kita akan mengkonsumsi rendah karbo dan tinggi lemak sehingga tubuh kita dapat beradaptasi menggunakan keton dengan baik dan diubah menjadi energi tanpa insulin.
Dengan meningkatkan asupan karbo / glukosa, tubuh akan merespon kembali insulin dengan kadar yang lebih tinggi. Sama halnya di awal diet ketogenic tubuh akan memproduksi keton berlebihan sehingga bisa muncul seperti keto rush, bau keton berlebihan, kliyegan beberapa waktu, hingga akhirnya tubuh bisa menyesuaikan dan menggunakan keton dengan optimal dan kita bisa merasakan energi yang luar biasa.
Banyak orang yang terlalu fanatik mengatakan jangan lagi konsumsi karbohidrat tentu berlebihan juga. Selama kita bisa menjaga jumlah asupan netcarb, telah melakukan tracking dengan baik, melakukan pengukuran parameter kesehatan secara rutin, tidak ada masalah riwayat medis seperti gula darah tinggi, maka akan baik utnuk bisa memberikan tubuh untuk beradaptasi kembali dengan glukosa. Anda akan bisa merasakan manfaat pola ketogenic dan tetap on the track terhadap tujuan sehat yang ingin diraih.
Ada juga intilah flexible metabolism, yaitu ketika tubuh sudah dapat beradaptasi dengan mudah untuk menggunakan glukosa maupun keton. Cycle carbs bisa juga digunakan sebagai sarana untuk pit stop dan bisa digunakan juga ketika kita akan melakukan aktivitas fisik & olahraga yang cukup intens karena glukosa yang dikonsumsi dapat segera digunakan untuk menjadi energi.
Dalam pola ketogenic akan menciptakan kondisi tubuh yang efisien dan memiliki kemampuan optimal menggunakan lemak tubuh sebagai sumber energi. Tentu membuat rencana akan sangat bijak, dan kita bisa merespon hal-hal fisik ataupun perasaan kita dengan lebih “berkesadaran”.
Tentu kita sudah mengetahui, bahwa proses ketosis akan berhenti ketika dalam tubuh memiliki kadar gula darah yang tinggi, sehingga ketika melakukan carb loading, kita bisa melakukan adjustment dengan puasa, interminttent fasting, olah raga, serta pengelolaan istirahat dan tidur dengan baik.
Semoga bermanfaat.