Pendapat Guru-guru Saya Tentang “Minyak Kelapa Itu Racun”

“Minyak kelapa beracun, kata professor Karin Michels, PhD.”

Simak ceramah di Universitas Freiburg, Jerman, yang banyak dikutip media internasional hingga akhirnya banyak di copas di media lokal. Cek di tulisan sebelumnya : https://foodketo.com/minyak-kelapa-penuh-manfaat-atau-berbahaya-aka-racun/

Dr. Michels dari Harvard, tidak pernah menerbitkan studi tentang lemak jenuh, apalagi minyak kelapa. Komentarnya tidak didasarkan pada penelitian, tetapi hanya pendapatnya berdasarkan teori lama yang usang tentang lemak jenuh.

Michels menyebut minyak kelapa sebagai “racun”, dan mengatakan “salah satu makanan terburuk yang dapat Anda makan”. Menurutnya lemak jenuh dapat menyumbat arteri dan mengatakan tidak ada studi yang membuktikan manfaat kesehatan yang signifikan dari minyak kelapa.

Menurut Dr. Bruce Fife, Michels membuat tiga klaim umum:
1) lemak jenuh menyebabkan penyakit jantung
2) minyak kelapa adalah racun dan salah satu makanan terburuk yang bisa kita makan
3) tidak ada penelitian yang menunjukkan manfaat kesehatan untuk minyak kelapa.

Dalam klarifikasi berjudul : “Is Coconut Oil A Poison?” Dr. Bruce Fife menjabarkan satu persatu :

Lemak Jenuh Menyebabkan Penyakit Jantung
Belum pernah ada penelitian yang dipublikasikan mampu menunjukkan bahwa lemak jenuh atau minyak kelapa menyebabkan penyakit jantung. Hipotesis penyakit jantung yang telah populer selama 6 dekade terakhir pada dasarnya menyatakan bahwa penyakit jantung disebabkan oleh kolesterol tinggi.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol darah, dan oleh karena itu diasumsikan bahwa makan terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan atau bahkan menyebabkan penyakit jantung.

Para peneliti telah mencoba membuktikan hipotesis ini selama lebih dari setengah abad TANPA HASIL.

Faktanya, kini banyak penelitian yang menantang hipotesis ini dan para peneliti kini beralih ke penelitian baru apa penyebab penyakit jantung.

Kolesterol tidak lagi dianggap sebagai penjahat seperti yang pernah digambarkan. Ada banyak jenis kolesterol. Lemak jenuh, dan khususnya minyak kelapa, telah terbukti meningkatkan HDL, yang terbukti melindungi terhadap penyakit jantung.

Rasio kolesterol total terhadap kolesterol HDL dianggap sebagai salah satu indikator risiko penyakit jantung yang paling akurat dan andal. Minyak kelapa meningkatkan HDL, yang menurunkan rasio kolesterol, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.

Terlihat Dr. Michels belum mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang minyak kelapa pada umumnya. Awal tahun ini para peneliti di University Cambridge School of Clinical Medicine menerbitkan studi tentang hubungan antara minyak kelapa dan risiko penyakit jantung. Para peneliti membandingkan efek minyak kelapa dengan mentega dan minyak zaitun.

Mentega dipilih untuk mewakili lemak jenuh hewani dan minyak zaitun extra virgin dipilih karena umumnya dianggap sebagai salah satu dari lemak sehat. Penelitian ini melibatkan 96 peserta yang mengkonsumsi 50 mg (sekitar 3 sendok makan) dengan asupan minyak berbeda setiap hari selama 4 minggu.

Para peneliti menemukan bahwa minyak kelapa secara dramatis meningkatkan kolesterol HDL tanpa mempengaruhi LDL.

Minyak kelapa menurunkan rasio kolesterol, dan risiko penyakit jantung, lebih baik dari pada mentega (butter) maupun olive oil.

Dalam beberapa tahun terakhir banyak penelitian tidak lagi mengaitkan lemak jenuh sebagai penyebab penyakit jantung. Tahun lalu, Lancet, jurnal medis bergengsi di dunia, menerbitkan penelitian yang melibatkan 37 peneliti
dari 18 negara. Mereka mengumpulkan data 135.000 subjek untuk mengevaluasi risiko penyakit jantung dikaitkan dengan asupan lemak.

Mereka menemukan bahwa konsumsi lemak dapat melindungi terhadap penyakit jantung dan memperpanjang harapan masa hidup. Orang-orang yang mengurangi lemak, termasuk lemak jenuh, jauh lebih pendek hidupnya dari mereka yang makan minyak kelapa, mentega, keju, dan daging.

Mengkonsumsi semua lemak yang tinggi, dapat mengurangi tingkat kematian dini hingga 23 persen. Para peneliti menyatakan bahwa mereka tidak menemukan korelasi antara konsumsi lemak jenuh dan penyakit kardiovaskular.

Menarik sekali yaaaa…..

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition setahun sebelumnya diteliti apakah lemak jenuh berhubungan dengan penyakit jantung pada 35.597 peserta. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa asupan lemak jenuh tinggi tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Pada tahun 2010 sebuah studi dengan jelas menunjukkan bahwa lemak jenuh tidak menyebabkan penyakit jantung. Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi lemak jenuh dan penyakit jantung.

Selanjutnya Dr. Michels menyebut minyak kelapa sebagai “racun murni.”
Ia mengklaim itu bukan hanya racun, tetapi “murni” meracuni;
konotasinya adalah, bahwa itu sangat berbahaya bahkan pada dosis terkecil sekalipun.

Benarkah minyak kelapa itu meracuni? Tidak juga.
Minyak kelapa telah menjadi bagian utama dari makanan jutaan orang selama ribuan tahun.

Minyak kelapa, dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang relatif banyak jumlah tanpa efek buruk.
Dr. Bruce Fife mengatakan “Saya kenal beberapa orang yang mengonsumsi sebanyak 12 sendok makan (180 ml) sehari dan dalam keadaan sehat.”

FDA pun mengatakan minyak kelapa tidak berbahaya. Menurut FDA berarti semua studi yang tersedia dan historis
data telah menunjukkan bahwa “tidak ada bukti” yang menunjukkan indikasi bahwa minyak kelapa berbahaya.

Sungguh ironis bahwa Dr. Michels menyebut minyak kelapa sebagai racun, karena telah terbukti tidak hanya
tidak berbahaya, tetapi sangat efektif dalam menyelamatkan nyawa orang yang telah menelan racun yang sebenarnya.

Berbagai literatur medis telah menjelaskan banyak contoh minyak kelapa digunakan di rumah sakit sebagai penangkal keracunan yang fatal. Misalnya, penggunaan minyak kelapa untuk pengobatan aluminium fosfida poisoning.

Menyebut minyak kelapa sebagai “racun” hanya menggambarkan kurangnya pengetahuan Dr. Michels tentang minyak kelapa.

Ketiga : Tidak Ada Studi Yang Menunjukkan Manfaat Kesehatan Apapun Untuk Minyak Kelapa

Salah satu alasan paling umum yang dalam mendiskreditkan minyak kelapa adalah dengan mengklaim bahwa tidak ada bukti yang membuktikan bahwa minyak kelapa memiliki manfaat kesehatan.

Ketika seorang dokter atau profesor membuat pernyataan ini, dia menyimpulkan bahwa tidak ada studi untuk mendukung penggunaan kelapa minyak sebagai lemak sehat. Mereka hanya membuat orang agar mempercayai hal dan sekedar untuk dianggap ahli. Menurut Dr. Bruce Fife, apa yang mereka lakukan adalah memperlihatkan kebodohan mereka sendiri dan
kurangnya pengetahuan tentang hal ini.

Ketika seseorang membuat pernyataan seperti itu, artinya mereka tidak mau repot-repot melakukannya sudaha untuk menemukan fakta-fakta. Jika mereka mau sedikit saja melakukan riset, akan dengan mudah menemukan banyak sekali informasi dan penelitian tentang minyak kelapa yang menjelaskan banyak manfaat kesehatannya. Tahukah Anda, saat ini, ada lebih dari 10.000 studi tentang minyak kelapa yang terdaftar dalam literatur medis.

Sebagian besar dari studi ini bisa diakses di internet.

Salah satu web Dr. Bruce Fife adalah www.coconutresearchcenter.org dan dibagian research telah dibuat daftar ratusan studi. Di sini Anda dapat menemukan referensi
penelitian tentang efek terapeutik dari minyak kelapa pada kesehatan kardiovaskular, fungsi kekebalan tubuh, kanker, diabetes, hati dan kesehatan ginjal, pencernaan fungsi, manajemen berat badan, dan banyak lagi.

Mengatakan bahwa tidak ada bukti manfaat kesehatan dari minyak kelapa jelas salah dan menunjukkan bahwa pembicara itu sangat tidak tahu apa-apa, terlalu malas untuk melakukan penelitian, atau berbohong kata dr. Bruce Fife.

Jika Anda ingin tahu kebenaran tentang lemak jenuh dan minyak kelapa, Anda sebaiknya tidak mendengarkan profesor yang tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Salah satu alasan mengapa komentar Dr. Michels banyak yang menerima hanya karena nama Harvard. Menjadi seorang profesor Harvard memberi seseorang otoritas. Namun, ada profesor Harvard lain yang jauh lebih berkualitas dari Dr. Michels tentang hal ini, yang telah mempelajari dan mempublikasikan karya tentang efek kesehatan dari minyak kelapa.

Satu kelompok peneliti Harvard yang mencakup George L. Blackburn, MD, PhD, Edward Mascioli, MD, dan Vigan K. Babyan, PhD menyatakan, “Minyak kelapa memiliki kandungan medis yang penting peran untuk nutrisi, metabolisme, dan perawatan kesehatan.

”Para peneliti ini membuat pernyataan setelah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari efek kesehatan dari minyak kelapa dan lemak lainnya. Komentar mereka memiliki otoritas yang jauh lebih besar dari seorang ahli biostatistik yang tampaknya tidak pernah mau repot melakukan pencarian di internet”

References
1. Assuncao, ML, et al. Effects of dietary coconut oil on the biochemical and anthropometric
profiles of women presenting abdominal obesity. Lipids 2009;44:593-601.
2. Khaw, KT, et al. Randomised trial of coconut oil, olive oil or butter on blood lipids and other
cardiovascular risk factors in healthy men and women. BMJ Open 2018;8:e020167.
3. Dehghan, M, et al. Associations of fats and carbohydrate intake with cardiovascular disease
and mortality in 18 countries from five continents (PURE): a prospective cohort study. Lancet
2017;390:2050-2062.
4. Praagman, J, et al. The association between dietary saturated fatty acids and ischemic heart
disease depends on the type and source of fatty acid in the European Prospective Investigation
into Cancer and Nutrition-Netherlands cohort. Am J Clin Nutr 2016;103:356-365.
5. Siri-Tarino, PW, et al. Meta-analysis of prospective cohort studies evaluating the association
of saturated fat with cardiovascular disease. Am J Clin Nutr 2010;91:535-546.
6. Chowdhury, R, et al. Association of dietary, circulating, and supplement fatty acids with
coronary risk: a systematic review and meta-analysis. Ann Intern Med 2014;160:398-406.
7. https://www.fda.gov/Food/IngredientsPackagingLabeling/GRAS/SCOGS/default.htm.
8. Singh Baiwa, SJ, et al. Management of celphos poisoning with a novel intervention: a ray of
hope in the darkest of clouds. Anesth Essays Res 2010;4:20-24.
9. Fife, B. Ketone Therapy: The Ketogenic Cleanse and Anti-Aging Diet. Piccadilly Books, Ltd.:
Colorado Springs, CO; 2017.

Foto : Annas ahmad (diet keto – foodketo.com) dan bruce fife bersama buku coconut ketogenic diet.

[su_note note_color=”#6c7073″ text_color=”#ffffff”]


Ini mungkin cara ampuh jadi langsing




100% privacy. Kami benci spam.
Ketika Anda subscribe, kami akan update info secara rutin.


[/su_note]

foodketo.com We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications