Tubuh manusia dikaruniai kemampuan untuk menggunakan dua sumber energi. Ya, bisa dari glukosa. Bisa dari keton.
Sayangnya di era modern ini, kita dibuat lupa akan kemampuan manusia menggunakan sumber energi keton ini. Glukosa asalnya dari karbohidrat ataupun gula. Keton asalnya dari lemak. Baik lemak makanan, ataupun lemak tubuh sendiri.
Kalau kita pelajari di buku setingkat menengah, sehingat saya masalah keton ini hanya dibahas dalam 1 kalimat saja! ya cuma satu kalimat. Tidak heran banyak diantara orang kebanyakan tidak memahami apa itu keton. Bahkan yang kuliah di ilmu yang mempelajari tubuh seperti kedokteran, nutrisi, ataupun biologi pun kadang masih bingung apa itu keton.
Dengan mengumpulkan berbagai referensi yang saya baca dalam 3 tahun terakhir ini, sekaligus mempraktekkannya, maka semakin jelas dan percaya akan adanya sumber energi lain selain glukosa. Keton adalah sumber energi yang lebih nyaman digunakan oleh manusia. Lebih berenergi, lebih sehat, dan tentu lebih manusiawi.
Perlu diketahui bahwa kalori dari lemak per gram bisa menghasilkan 9 kalori. Bandingkan dengan protein dan karbohidrat per gram yang hanya menghasilkan 4 kalori. Nah, ibarat bahan bakar mobil, lemak ini seperti pertamax plus yang memiliki oktan tinggi.
Sayangnya selama ini memang kita tidak diajarkan atau tidak dibudayakan untuk menggunakan energi keton ini secara maksimal. Sebaliknya malah ditakut-takuti. Misal kalau gak makan nasi (atau karbohidrat) nanti gak bisa mikir. Atau makan lemak itu berbahaya bisa bikin sakit jantung, dan mitos-mitos yang hingga saat ini masih kita sering dengar dari professional medis.
Yang jelas, tubuh kita memang tidak akan memprioritaskan penggunaan glukosa jika tersedia banyak, dan menghentikan penggunaan keton ketika gula darah tinggi. Kenapa? Sederhana-nya tubuh memang tidak boleh dalam keadaan gula darah yang tinggi. Ini berbahaya, sehingga harus segera digunakan sebagai energi, atau disimpan dalam bentuk glikogen, dan jika masih ada akan diubah menjadi lemak tubuh.
Lalu kapan keton mulai digunakan?
Ketika gula darah dalam keadaan yang normal, atau cenderung rendah. Tubuh akan mulai mengakses glikogen (cadangan glukosa) di otot dan hati, hingga suatu saat stock glikogen menipis, maka baru tubuh akan mulai membongkar lemak untuk diubah menjadi energi. Energi dari lemak inilah yang disebut keton.
Ketika dalam tubuh, dalam darah, kadar glukosa masih tinggi maka, keton tidak akan digunakan. Malah sebaliknya kelebihan gula tersebut akan diubah menjadi lemak.
Hormon yang paling berperan dalam tubuh manusia, terutama dalam pencernaan adalah insulin. Secara mendasar insulin ini diproduksi oleh pankreas untuk bekerja menurunkan gula darah dan menyimpan gula darah berlebih tersebut sebagai glukogen dan lemak. Jika gula darah tubuh naik, maka insulin tubuh akan naik. Masalah akan terjadi jika insulin sudah tidak mampu lagi menurunkan gula darah. Ini yang disebut dengan diabetes.
Nah, tidak heran hingga akhirnya ada sebuah buku berjudul :
EAT FAT, GET THIN.
Makan lemak, jadi Langsing!
Ketika kadar gula darah rendah, maka insulin juga akan rendah, dan pankreas akan bekerja lebih efisien.
Dalam pola ketogenic keberadaan glukosa akan dibuat stabil sesuai kebutuhan tubuh, dan menjadikan keton sebagai sumber energi utama. Ini dikenal dengan istilah ketosis. Lemak tidak akan meningkatkan gula darah seperti karbohidrat. Tetapi jangan khawatir akan kekurangan glukosa. Karena tubuh juga memiliki mekanisme untuk membuat glukosa. Istilahnya glukoneo genesis.
Nah ketika sudah ketosis tubuh kita tidak lagi memakai glukosa?
TIDAK. karena sel-sel yang tidak memiliki mitokondria akan tetap menggunakan glukosa sebagai sumber energi. tetapi lihat di grafik, Protein dan lemak juga akan diubah menjadi glukosa dalam jumlah rendah, dan prosesnya akan dikontrol secara otomatis oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan. (PS. hal ini menyebabkan di dalam pola diet ketogenic, pembatasan protein juga diperhatikan agar gula darah tidak naik terlalu tinggi. Fokus kalori 70% diperoleh dari lemak)
Bahkan pengalaman saya, ketika orang sudah menjalankan diet keto sekitar 1 tahunan, maka gula darahnya akan cenderung normal di range 80-100 mg/dL.
Dengan kondisi gula darah yang normal, maka insulin tetap diperlukan, tetapi sesuai kebutuhan saja. Tidak berlebihan. Hal ini akan terhindar dari masalah insulin resistance yang berakibat buruk pada tubuh.
Inilah anugrah yang diberikan Allah SWT kepada manusia agar dapat bertahan hingga ribuan tahun. Karena kemampuan adaptasinya yang luar biasa. yuk kembalikan tubuh kita pada fitrahnya. pelajari ketogenic, kenali kembali tubuh kita.
Dapatkan Flashcard Edukasi Ketogenic Gratis.