Di masa pandemi ini saya banyak mempelajari tentang ilmu pengembangan diri, termasuk tentang mindset, atau bisa kita sebut juga pengelolaan pikiran dan perasaan. Hal ini pun bisa berkaitan erat juga dengan kesehatan maupun berat badan.
Kita bisa juga melihat hal ini pada pendekatan yang populer dalam dunia psikology yaitu fix mindset vs growth mindset. Coba gooling atau cari di youtube tentang 2 hal ini.
Hal ini nampaknya sederhana saja, tapi jika kita bisa memahami secara menyeluruh dan mendalam, efeknya bisa sangat luar biasa dalam jangka panjang terkait kesehatan, keuangan, serta banyak aspek dalam kehidupan kita.
Memahami teori nutrisi, pola makan, pola olah raga untuk menjadi sehat dan bugar itu penting. Tetapi kemampuan menjalankan apa yang kita ketahui itu adalah hal yang berbeda. Bisa jadi, sebagian besar bergantung pada pola pikir yang kita miliki.
Yuk kita pelajari :
Secara sederhana, orang-orang yang memiliki fix mindset memiliki keyakinan bahwa hidup itu tidak bisa diubah. Sedangkan orang yang memiliki mindset terbuka percaya bahwa diri kita mampu mengembangkan diri dengan usaha-usaha untuk kehidupan yang lebih baik.
Tentu berpikiran terbuka itu bukanlah hal yang mudah. Disisi lain, bisa saja seseorang mengaku memiliki pemikiran terbuka, faktanya dia selalu bersikap sebagai seseorang yang berpikiran tertutup. Karena memang situasi di sekitar kita, di social media saat ini, memiliki kecenderungan untuk menyalahkan orang lain, membuat alasan, dan membuat asumsi-asumsi sendiri.
Situasi lingkungan kita juga seringkali membuat label-label terhadap diri kita, yang dilakukan secara terus menerus, sehingga secara tidak sadar menjadikan diri kita meyakini atas identitas tersebut. Misalnya dalam aspek kesehatan maupun diet : gemuk itu memang turunan, olahraga itu sulit, semua cara pasti gak mungkin bisa, dan berbagai label-label maupun pikiran negatif lainnya yang bisa berbahaya.
Ketika kita menggunakan pikiran fix mindset, segala upaya kita akan kita sabotase dengan cara apapun dan akhirnya memilih hidup dibalik alasan-alasan. Kita akan terus mencari pembenaran diri sendiri alih-alih mengevaluasi perjalanan dan mencari solusi agar tujuan bisa tercapai.
“Jelas aja dia bisa langsing, wong tidak harus bekerja, kalau aku kan sibuk banget”
Coba cek, apakah kamu punya pemikiran seperti itu juga?
Ketika kita bersedia menggunakan growth mindset, maka kunci sukses itu memerlukan usaha. Kita meyakini, saya akan menjadi lebih sehat, lebih langsing jika saya komit dan disiplin untuk berusaha. Yakini bahwa fokus pada proses akan lebih penting daripada hasil itu sendiri. Kita bisa menjadi lebih proaktif, memberikan pikiran dan perasaan kita benih-benih positif, sehingga perilaku bisa selaras dengan niat dan tujuan kita. Ketika terjadi sesuatupun, kita bisa menjadikan pelajaran dan memperbaikinya di masa berikutnya.
Misalkan suatu saat kita silaturahmi, kita melihat makanan yang seharusnya kita tidak konsumsi, tapi karena situasi tidak memungkinkan kita menolak kita makan, lalu merasa bersalah dan menyesal berlebihan. Nah, perasaan-perasaan seperti ini yang perlu dikelola dengan baik.
Growth mindset akan menjadikan suatu kejadian sebagai pengalaman, sehingga kita bisa mengelola dengan lebih baik di masa mendatang. Lalu merencanakan apa yang perlu diantisipasi, misal melanjutkan dengan puasa sunnah, ataupun menambah aktivitas olah raga, atau menjaga menu ketika makan di rumah.
Dari pengalaman itu bisa jadi kita juga belajar bagaimana mempersiapkan diri ketika berada disituasi yang sama. Mengelola pikiran, perasaan, kata-kata, agar bisa diterima oleh diri kita maupun orang lain.
Jika kita berpikir dengan fix mindset, kita akan menganggap semuanya sempurna. Pokoknya cuma saya yang paling benar, idealis, harus 100% benar, yang lain salah. Dan akhirnya dalam waktu singkat kehilangan motivasi dengan cepat.
Dengan pola yang terlalu extrim, seringkali menjadi tidak realistis, mudah emosi dan depresi, dan memicu juga diet yoyo.
Dengan memahami growth mindset, kita bisa menguasai diri kita sendiri baik pada level perilaku, perasaan dan pikiran kita sendiri. Memahami bagaimana proses bekerja. Dan tentu yang penting adalah mampu membuat pilihan-pilihan dalam kehidupan setiap hari. Menjadi versi yang lebih baik lagi.
Itulah ketika kita bertemu dengan client, sahabat, atau teman yang ingin memulai diet, di awal bukanlah membahas tentang harus makan apa, atau jangan makan apa. Tetapi harus lebih kedalam memahami pola pikir dan mindset-nya. Bagaimana pandangan tentang kehidupan dan diri mereka secara pribadi akan sangat mempengaruhi cara kita menjalani hidup. Hal-hal apa yang kita ingin capai dan nilai-nilai apa yang kita yakini.
Ada 3 strategy yang bisa Anda coba untuk mampu mengatasi hambatan-hambatan yang muncul :
1. Luangkan waktu untuk melakukan persiapan.
Tidak perlu terburu-buru jika belum siap. Kita memerlukan waktu mempelajari dan membuat diri kita nyaman dengan keputusan yang dibuat. Kita perlu menyadari sepenuhnya, bahwa hanya diri kita yang mampu mengubah diri kita sendiri. Kebiasaan kita, perilaku kita, ada dalam kendali kita sendiri.
Ingat, setiap tujuan pasti ada proses. Kesalahan terbesar banyak orang adalah meyerah terlalu cepat. Nikmati prosesnya dan syukuri setiap hal-hal positif yang hadir dalam kehidupan kita. Bisa jadi akan ada halangan-halangan yang hadir, tapi itu adalah kesempatan untuk instropeksi diri dan bagian dari proses.
2. Temukan mentor, coach, dan teman seperjalanan.
Coba cari orang-orang yang telah berhasil mencapai berat ideal, terbebas dari penyakit, ataupun menjadi lebih fit dengan pola hidup yang lebih baik. Jadilah sahabat yang baik dan saling bertukar pengalaman.
Ini adalah kesempatan untuk membangun lingkungan support untuk mengubah kebiasaan yang lebih sehat. Kita tetap akan menjaga bahwa setiap orang itu berbeda, tetapi dengan memiliki mentor atau coach akan membantu kita membangun mindset positif untuk menjadi sukses sesuai versi diri kita sendiri.
3. Tuliskan apa yang diinginkan.
Membuat catatan atau jurnal adalah ilmu terapan yang memudahkan kita tetap pada jalur yang tepat untuk mancapai tujuan. Dan kita bisa juga memanfaatkan teknik sederhana ini dalam pola makan kita.
Ini ada beberapa ide yang bisa dilakukan :
Tulis tentang tujuan Anda: Apa yang ingin Anda capai?
Tulis tentang kesuksesan kecil yang telah dicapai?
Tulis tentang hambatan yang ditemui: Apa yang menghalangi tercapainya tujuan?
Tulis tentang bagaimana cara menghadapi hambatan yang ada? dan apa yang akan dilakukan?
Tulis tentang apa yang perlu difokuskan agar lebih dekat dengan tujuan?
Tuliskan beberapa alternatif lain yang bisa menjadikan Anda selangkah lebih maju?
Bisa juga melakukan suatu visualisasi. Rileks, dan bayangkan hal berikut ini :
“Bayangkan ada sahabat baik Anda baru saja memulai program hidup sehat. Mereka memonitor menu makanan, menjalankan olah raga, serta berkomitmen memiliki pola hidup sehat. Saat ini mereka sudah menjalankan 1 bulan dan sudah turun sekitar 5 kg. Apa yang akan Anda katakan kepada mereka?”
Catat : Seringkali kita memberi nasihat kepada orang lain, tetapi kita sendiri belum tentu menjalankannya. Latihan visualisasi akan membantu kita mengatasi hal tersebut.
Selalu sadari suatu kegagalan, merupakan peluang untuk mengevaluasi diri, belajar, dan meningkatkan diri sebagai pribadi yang lebih baik.
Lalui dengan riang gembira
Hidup itu perjalanan yang harus dilalui, dan bisa jadi kita belum mencapai apa kita inginkan. Tidak hanya tentang diet ataupun penurunan berat badan, bisa jadi juga mempengaruhi hal-hal lain dalam kehidupan. Terus lakukan perubahan mindset ini dengan latihan secara terus menerus.
Catat juga bahwa suatu kesuksesan bukanlah sesuatu yang berasal dari luar diri Anda, tetapi sesuatu yang berada dalam diri kita, ketika kita mampu mengenal diri, mengelola, dan memiliki kekuatan untuk menciptakan perilaku yang mendekatkan kita pada hasil yang diinginkan.
[su_note note_color=”#ffcc01″]
Isi form ini untuk mendapatkan info berikutnya…
100% privacy. Kami benci spam. Ketika Anda subscribe, kami akan update info secara rutin by sendfox
[/su_note]