Aneh : Makan Lemak, Kok Bisa Membuat Berat Badan Turun?

Aneh : Makan Lemak, Kok Bisa Membuat Berat Badan Turun?

Makan lemak jadi kurus itu tidak masuk akal!
Apakah Anda memiliki keyakinan seperti itu ?
jika YA, maka Anda sama dengan saya dulu sebelum menjalani diet ketogenic.

Mungkin Anda sudah mulai kepo dengan mencari tahu apa itu ketogenic. Mulai paham tentang kondisi ketosis dimana tubuh akan mulai menggunakan lemak daripada karbohidrat dan gula. Mulai kenal dengan nama keton, sebuah molekul yang digunakan sebagai bahan bakar tubuh.

Ada keunikan dari metabolisme keton ini yaitu : hanya akan aktif ketika ketika glukosa sudah tidak lagi tersedia dalam tubuh.

Keton akan diproduksi oleh tubuh jika kita mengkonsumsi sedikit karbohidrat (yang cepat dipecah menjadi glukosa) dan konsumsi protein terbatas (karena protein juga dapat dikonversi menjadi gula darah)

Diet ketogenic akan mengadaptasikan tubuh Anda berubah dari pasokan bahan bakar glukose manjadi keton. Kondisi ini akan menjadikan insulin menjadi sangat rendah dan pembakaran lemak meningkat secara dramatis, dan membuat pembakaran stok lemak di tubuh kita jauh lebih mudah.

Dari mana sebenarnya lemak di tubuh kita?

kelebihan KARBOHIDRAT dan GULA

Tubuh kita memerlukan glukosa kita kira setara 6-9 sendok teh gula tiap hari. Tapi kenyataannya 1 mangkok nasi, kandungannya sudah 13-15 sendok teh gula. Akibatnya PASTI kita KELEBIHAN ASUPAN. Kelebihan karbohidrat + gula yang kita konsumsi akan disimpan dalam glikogen. Kenyataannya kemampuan menyimpan dalam bentuk glikogen ini sangat terbatas, sehingga tubuh akan menyimpan dalam bentuk lemak tubuh. Proses ini melibatkan hormon insulin.

Jadi jangan kaget, kalau Anda konsumsi karbohidrat, sayur, dan buah saja, itu tidak berarti berat badan Anda akan turun. Tapi malah sebaliknya!

Lemak dimetabolisme berbeda, coba lihat perbandingan di artikel : Benarkah Diet Ketogenic Dapat Membantu Pasien Kanker, Kista, dan Mioma ?

Lemak diproses lebih lama oleh tubuh, tidak memicu insulin, dan mejaga kita kenyang lebih lama. Rasa lapar itu muncul ketika gula darah turun (setelah insulin keluar). Jika Anda makan karbo, dalam 2-3 jam, Anda pasti akan merasa lapar lagi. Tapi ketika makan lemak, bisa tahan lebih dari 8 jam.

Konsumsi makanan dengan tinggi serat dan rendah kalori seperti sayur juga memicu klep di lambung untuk meneruskan ke usus sebelum nutrisi di serap sempurna. Inilah yang membuat kita mampu makan sayur dalam volume yang sangat besar, misal 1 mangkuk sayur pasti mudah Anda makan. Coba makan 1 mangkuk daging, Anda mampu?

Langkah awal adalah kita perlu membakar banyak glukosa dan glikogen (cadangan glukosa). Cara paling efektif dalam proses ini adalah dengan berpuasa. Bisa puasa sunnah maupun seperti puasa wajib di bulan ramadhan, ataupun puasa intermittent fasting atau fastosis atau OCD.

Langkah berikutnya adalah menghindari makan karbohidrat dan gula. Semakin sedikit karbohidrat akan semakin efektif. Stop semua jenis makanan nasi, lontong, mie, roti, dan tepung-tepungan.

Konsumsi protein dan lemak dengan porsi tinggi, misal lemak 70% dan protein 25% akan membuat nafsu makan kita menurun. Tubuh akan mencerna makanan lebih sempurna. Dan lambung kita bekerja lebih efisien. Serat dibutuhkan oleh tubuh hanya sedikit, jadi sebenarnya Anda tidak perlu risau.

Proses transisi dari pembakaran glukosa ke mode pembakar lemak tiap orang akan mengalami pengalaman yang berbeda. Ada yang merasa mual, lemes, kelelahan, sakit kepala, kram, susah BAB, dan flu. Dan tetap konsisten saja menjalankan pola ini. Anda dapat mencegah atau mengurangi efek samping dengan minum air dengan garam, lemon, cuka apel/kelapa, menurunkan karbo bertahap, dan konsumsi virgin coconut oil.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version